Filosofi Kopi : Pencarian Makna Persahabatan

Redaksi Suara Mahasiswa · 17 Juni 2022
4 menit

Judul Film : Filosofi Kopi
Sutradara   : Angga Dwi Sasongko
Produser : Anggia Kharisma,Handoko Hendroyono,Glenn Fredly
Penulis     : Dewi “Dee” Lestari
Genre     : Persahabatan
Tahun Rilis  : 2015
Durasi   : 117 menit
Pemain     :  Rio Dewanto sebagai Jody, Chicco Jerikho sebagai Ben. Julie Estelle sebagai El, Joko Anwar sebagai Debt Collector

"Cuma segelas kopi yang bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan."

Siapa yang menginkan warisan hutang dari orang tua yang begitu besar? ditambah dengan memiliki sahabat yang pikirannya sulit ditebak dan malah membuat keadaan menjadi semakin buruk?. Mungkin meninggalkan sahabat tersebut dan mencari jalan lain merupakan pilihan yang bisa saja kita ambil. Namun, tidak dengan Jodi.  Jodi memilih untuk berjuang dengan sahabatnya, Ben, untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya tersebut.

Alur cerita
Film berjudul Filosofi Kopi yang digarap oleh Angga Dwi Sasongko ini diadopsi dari cerita pendek karangan Dewi Dee Lestari dengan judul yang sama. Film ini menceritakan tentang dua orang sahabat yang berusaha untuk membayar hutang orang tuanya yang tidak sedikit. Cerita dimulai ketika Jodi pusing memikirkan membayar angsuran kepada debt collector yang seringkali datang ke tokonya. Sebenarnya ada cara mudah untuk membayar hutang tersebut, yaitu menjual toko kelontong, yang sekarang menjadi kedai kopi, peninggalan orang tuanya. Namun, Jodi bersikeras untuk tidak menjualnya, karena ia selalu ingat akan sahabatnya, Ben, yang merupakan salah satu barista di kedai kopinya.

Suatu saat, ada seorang pialang saham datang ke kedainya untuk menawarkan penawaran yang menggiurkan. “Jika Ben bisa membuat kopi yang bisa memuaskan investor yang akan menanamkan saham di perusahaannya, Maka Ben bisa mendapatkan uang sebesar 100 juta”. Kemudian hari, Jodi dan Ben datang kepada pialang saham tersebut untuk menerima tawarannya. Namun, Ben malah memberikan tawaran baru kepada si pialang saham, yaitu “Jika investor terkesan dengan kopinya, maka Ben akan mendapat 1 miliar. Namun, jika investor tidak tertarik pada kopinya, Jodi akan membayar 1 miliar kepada si pialang saham”. Mendengar tawaran itu, Jodi langsung kaget terperanjat jika Ben gagal menyuguhkan kopi yang bisa menarik perhatian investor saham itu.

Penawaran tersebut memaksa Ben untuk membuat racikan kopi baru. Berbagai upaya ia lakukan, mulai dari mengikuti pelelangan kopi, hingga begadang semalaman untuk meracik kopi terbaik. Sekian hari berlalu, lahirlah sebuah kopi baru bernama Ben’ Perfecto, kopi yang diklaimnya sebagai kopi terbaik di dunia. Kopi yang telah ia buat mengundang penasaran seorang ahli dan juga penikmat kopi Q grader bernama El. Namun El nampaknya kurang terkesima dengan Ben’ Perfecto, ia menyebutkan bahwa ada kopi yang lebih baik dari buatan Ben, yaitu kopi tiwus. Singkat cerita, Ben, Jodi, dan El pergi ke Malang untuk mencari keberadaan kopi tersebut.

Setelah menemui kopi tiwus, Ben nampaknya mengakui bahwa tiwus memang lebih baik dari kopi miliknya, namun sekaligus membuatnya marah. Ia tidak percaya bahwa tiwus yang ia minum adalah kopi biasa saja. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, petani kopi pun mengajak Ben untuk melihat kebun kopi miliknya. Di sini lah keajaiban terjadi. Bukannya melihat dan mempelajari, Ben malah teringat akan ayahnya yang juga petani kopi ketika ia masih kecil. Kenangan masa lalu ditambah cerita dari petani kopi membuatnya mengalirkan air mata di pipinya. Setelah beberapa saat berlalu, Ben dan Jodi kembali ke Jakarta dengan membawa kopi tiwus untuk disuguhkan kepada investor saham itu. Berhasilkah kopi tiwus dan tangan Ben menarik perhatian investor dan memenangkan penawaran dari si pialang saham?

Penghargaan
Banyak sekali penghargaan yang telah diraih oleh film besutan Angga Dwi Sasongko ini. Pada tahun 2015 saja, ada 9 penghargaan yang berhasil diterima, misalnya adalah pemenang Film Festival Bandung, Apresiasi Film Indonesia, hingga Festival Film  Indonesia dalam berbagai kategori. Tidak hanya itu, pada tahun 2016, film ini mendapatkan berbagai penghargaan pada perhelatan Indonesia Movie Actors Award.

Kelebihan
Mobil Volkswagen Kombi dan Land Rover tua menambah suasana menjadi semakin kuat untuk menggambarkan suasana antik. Ditambah lagi tata musik yang mengalun dari Glenn Fredly, Maliq D Essential, dan Sheila on 7 membuat suasana menjadi semakin lebih kuat.

Bagi penonton yang melihat Kota Jakarta hanya sebagai kumpulan gedung tinggi dan permukiman yang kumuh mungkin cocok untuk melihat Jakarta dari sisi lain, yaitu kawasan pecinan yang jarang diekspos. Selain itu, film ini pun menggunakan berbagai tokoh yang memiliki berbagai macam latar, seperti debt collector yang berwatak garang, distributor kopi yang memiliki logat kental, menambah film ini menjadi lebih berwarna.

Ditambah lagi pertengkaran yang seringkali terjadi membuat film ini memiliki alur cerita yang sulit ditebak. Penokohan Ben yang memiliki karakter yang sangat ambisius terhadap kopi dan karakter Jodi sebagai businessman yang sabar membuat kesan persahabatan di antara keduanya begitu berwarna.

Penokohan dua orang sahabat oleh Rio Dewanto dan Chico Jericho membuat film ini sangat cocok ditonton bagi mereka yang ingin mencari makna dari sebuah persahabatan. Di saat ada masalah menimpa, mereka bukan saling meninggalkan, namun bertengkar untuk untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, film ini juga menyuguhkan beberapa teknik dasar membuat kopi, sehingga bagi yang tertarik untuk belajar menjadi barista ataupun hanya mempelajari tentang kopi, film ini merupakan salah satu film yang cocok untuk ditonton.

Kekurangan
Meskipun film ini telah menggaet berbagai penghargaan, tentunya masih ada kekurangan yang hinggap. Yaitu, sikap Ben yang berlebihan ketika menemui petani kopi yang umurnya jauh lebih tua darinya. Hal tersebut tidak memberikan pesan apapun kepada penonton. Selain itu, latar yang kurang jelas kenapa si pialang saham datang ke filosofi kopi untuk mencari kopi untuk menggaet investornya, apakah dari artikel review kopi saja cukup? apakah ada latar lain yang tidak diceritakan? hal tersebut cukup membuat cerita cukup menggantung.

Saran untuk penonton
Film Filosofi Kopi sangat cocok dijadikan film untuk mecari semangat hidup baru, apalagi bagi kamu yang penat dengan kehidupan sehari-hari. Film ini dapat membuat kita berpikir kembali bahwa hidup tidak ada yang membosankan, membuat kita merasakan setiap permasalahan yang datang , apkakah kita menanggapi permasalahan tersebut dengan menyenangkan? atau membosankan?


Teks : Wanda Muhamad Ramadhan
Editor : Aura Annisa
Foto : Istimewa

Pers Suara Mahasiswa UI 2022
Independen, Lugas, dan Berkualitas!